Persiapan Berburu Beasiswa S2!

Lebih lanjut, kita akan bahas untuk beasiswa S2 ya, untuk beasiswa lain karena saya tidak berpengalaman, jadi silakan cari referensi lain.. hehe..

Setelah mengetahui alasan ingin sekolah lagi, lanjut menentukan pilihan apakah akan izin belajar atau tugas belajar, selanjutnya mari kita bahas lebih lanjut tentang bagaimana persiapan berburu beasiswa. Iya, ber.bu.ru… karena seperti yang pernah saya singgung sebelumnya, tidak ada jaminan bahwa kita akan bisa langsung ketrima ketika pertama kali apply beasiswa. Beberapa orang yang menjadi mentor saya sebelumnya berpengalaman ditolak beberapa Penyelenggara beasiswa, dan itu sangat wajar. Mental Pemburu beasiswa harus terpatri di pikiran kita, “Prepare for the best, ready for the worst!

Saya sendiri termasuk orang yang relatif mepet persiapannya (dan di beberapa titik membuat saya ingin menangis.. huhu), itu kenapa saya ingin sharing hal-hal yang harusnya saya persiapkan kepada teman-teman, agar teman-teman bisa belajar dari kesalahan saya ya. hehe.. seperti kata pepatah “Pengalaman (orang lain) adalah guru terbaik” wkwkwk.. lanjut yes..

1.Tentukan pengen kuliah dimana

Sebelum melangkah kemana-manaa, ya kita harus tau dulu kita pengen kuliah dimana? ini sangat penting karena akan menentukan “moda beasiswa” apa yang akan kita naiki.. misalnya nih, jika teman-teman ingin kuliah S2 dalam negeri untuk jurusan IT, coba deh lirik beasiswa Kominfo yang berdasarkan pengalaman teman-teman di kantor saya sih persiapannya relatif lebih mudah. Atau bisa juga lewat LPDP atau FETA, tapi ya harus siap dengan tahapannya yang cukup bertingkat-tingkat.. Kalau teman-teman ingin kuliah S2 di luar negeri, bisa kerahkan efford terbaik kalian untuk AAS (australia), chevening (UK), LPDP, FETA, atau beasiswa mandiri yang dicari dari pemerintah negara lain..

Saya pribadi termasuk orang yang awalnya nggak tau pengen kemana (spesifiknya), yang pasti saya ingin belajar tentang Human Resources Management di Australia. simpel: HRM memang passion saya, sedangkan Australia deket dari Indonesia, yang secara waktu biologis mungkin nggak akan terlalu beda jauh, jadi anak-anak akan lebih terbantu untuk adaptasi.. ya sesimpel itu.. haha.. Nah, buat teman-teman yang masih bingung, coba mulai renungkan, bisa dimulai dari:

  1. Program studi apa yang teman-teman minati? pastikan ada di HCDP Unit teman-teman (bisa tanya kepegawaian masing-masing);
  2. Universitas/Lokasi/Negara mana? nah ini bisa teman-teman explore baik dari melihat peringkat universitas di dunia (untuk FETA mensyaratkan top 100 world rank), atau jika di dalam negeri ya pastikan kampus yang memang terbaik di kelasnya. Bisa juga dengan melihat pendahulu-pendahulu kita kuliah dimana sebagai referensi.
  3. Samperin website kampusnya untuk tahu apakah kita memenuhi requirement untuk apply kampus itu.

Oiya, untuk kampus tujuan, disarankan jangan hanya mematok pada satu kampus ya, silakan explore beberapa kampus dari berbagai negara, buat jaga-jaga seandainya nanti kita nggak dapet Letter of Acceptance (LoA) dari kampus impian, atau tiba-tiba ada beasiswa yang menarik lainnya. Berdasarkan saran dari salah satu mentor saya, dia malah mencoba mengirimkan lamaran/apply ke berbagai macam kampus di beberapa negara, sembari mencari penyelenggara beasiswa. Apakah itu mungkin? ya mungkin aja, biasanya kampus membuka pendaftaran untuk kuliah tahun depan, jadi kita bisa tes ombak dulu..

2.Buat list Penyelenggara Beasiswa, Syarat, dan Timeline-nya.

Langkah selanjutnya adalah membuat daftar Penyelenggara Beasiswa yang kita targetkan (tentunya disesuaikan juga dengan tujuan kampus kita kemana ya). Referensinya bisa dari mana aja, paling simpel ya lihat dari tawaran beasiswa tahun sebelumnya. Selain itu, teman-teman juga sebetulnya bisa mencari penyelenggara beasiswa selain yang ditawarkan resmi di kantor, nanti bisa teman-teman ajukan melalui izin mengikuti beasiswa mandiri (sepanjang penyelenggaranya kredibel, karena nanti sebelum apply beasiswa, kita harus mengantongi izin dulu dari Biro SDM). Terkait hal ini, bisa diskusi lebih lanjut ya..

Balik lagi ke daftar penyelenggara beasiswa tadi. Masing-masing Penyelenggara beasiswa biasanya memiliki syarat umum dan syarat khusus. Untuk syarat umum seperti scan fotocopy ijazah dan transkrip nilai yang dilegalisir, SK Kenaikan pangkat terakhir, passfoto, dan DP3 terakhir harus sudah nongkrong rapi di folder persiapan beasiswa kita. Selebihnya seperti Surat Keterangan Sehat, Bebas Narkoba, Surat Pernyataan Tidak Sedang Dicalonkan pada program beasiswa lain, Surat Keterangan tidak hukdis, dan Surat Rekomendasi Atasan bisa kita persiapkan ketika pengumuman resminya sudah launcing.. Sedangkan untuk syarat khusus yang diberikan Penyelenggara beasiswa, teman-teman bisa cermati sejak dini dan tentunya persiapkan sebaik-baiknya: ada yang mensyaratkan membuat essay dengan tema tertentu, membuat proposal, dll.. ada juga yang mensyaratkan score TOEFL/IELTS atau TPA Bappenas, ini juga harus teman-teman persiapkan sejak dini. Iya sih,,, the power of kepepet itu kadang-kadang efektif, tapi daripada kita nyesel karena harusnya bisa lebih maksimal? huhuhu.. kan sayang banget harus ngulang di pendaftaran periode (tahun) selanjutnya..

Khusus untuk test TOEFL/IELTS dan TPA Bappenas, teman-teman juga harus mengecek jadwal tes dari Penyelenggara dan masa berlaku sertifikat/score TOEFL/IELTS dan TPA Bappenasnya, usahakan ambil tes jangan terlalu mepet dengan estimasi pelaksanaan seleksi beasiswa, biar kita nggak perlu ngrepotin panitia dengan minta kelonggaran deadline submit score, atau biar ketika score kita ternyata kurang, kita masih bisa mengambil tes lagi.

Tau penyelenggara beasiswanya apa aja udah, tau syarat-syaratnya udah, selanjutnya adalah timeline-nya.. ini penting untuk menyusun PLAN A, PLAN B, dan jadwal harus ambil tes TOEFL/IELTS atau TPA, dan lainnya. Jadwal ini memang tentative ya karena baru estimasi kita. Pada pelaksanaannya bisa jadi maju, mundur, atau bahkan nggak terlaksana, sangat tergantung dari penyelenggaranya. Tapi tetap perlu kita susun sebagai acuan kita nanti saat misalnya kita gagal mendapatkan satu beasiswa, dan ingin beralih ke beasiswa lain..

3.Brace yourself!!!! (dan bila perlu cari mentor)

Jangan hanya menunggu dan nggak ngapa-ngapain.. coba assess diri kita, misalnya saja, ketika kita masih lemah dalam bahasa inggris, ya nggak ada salahnya mulai sekarang kita rutinkan belajar bahasa inggris. Atau ketika kita mengincar beasiswa yang mensyaratkan harus membuat essay, coba mulai sekarang siapkan essay kita, gali hal-hal di sekitar kita yang akan kita tulis dalam essay atau proposal kita. Percayalah, ketika nanti tiba-tiba pengumuman beasiswa sudah datang bertubi-tubi, adaaaaa aja halangannya untuk fokus membuat essay/proposal.. waktu berjalan begitu cepat, kerjaan bejibun, dll dsb.. daripada pengen nangis nantinya, atau malah jadi mutung (putus asa) mending dari sekarang mulai disiapin.. ntaar kalau pas udah deket, tinggal kita reviu ulang dan tajamkan.

Selain itu, jika perlu carilah mentor. Saya menyebutnya mentor ya, karena saya benar-benar merasa terbantu dengan mentor saya ini.. mereka adalah teman-teman saya yang sebelumnya telah struggling berburu beasiswa dan dengan senang hati sharing, njewer, berbagi tips, dan bahkan mengoreksi bahan-bahan yang telah saya susun. dari 0.. huhu.. thank a lot buat Febrian Bagus Setiawan dan Kristyawan Patriandhi yang udah begituuuu luar biasa sabar dan menguatkan saya ketika keputusasaan datang bertubi-tubi.. semoga kuliah kalian lancaar yaaa! terima kasih sudah sangat menginspirasi!!!!! Terima kasih juga buat mbak Vasthu yang udah rela suatu sore sebelum pandemi membantu saya simulasi wawancara.. sukses dan bahagia buat mbak yaa!!

Coba tengok kanan kiri, coba cari teman yang kira-kira cukup baik buat membantu kita, semoga ketemu yaa!

4. Ketika pengumuman beasiswa itu tiba…….

Baca baik-baik dan berulang-ulang pengumumannya, buat checklist dan update timeline kita! jangan sampai kita gugur dari proses seleksi hanya karena masalah administrasi. Jika persyaratannya kurang jelas, jangan ragu buat nanya, dan jangan pula berimprovisasi untuk hal-hal yang sudah jelas. misalnya: ketika disyaratkan scan fotocopy ijazah dan transkrip nilai yang dilegalisir, ya baiknya kirimkan scan dari fotocopy ijazah dan transkrip nilai yang sudah dilegalisir, jangan kirimkan scan asli ijazah dan transkrip nilai atau scan fotocopy yang nggak ada legalisirnya.. jangan meremehkan atau ngetes panitia dengan hal-hal sekecil itu ya, karena sangat mungkin panitia teliti dan hasilnya yaa, berkas kita nggak lolos seleksi administrasi.. cobalah berfikir bahwa seleksi administrasi ini adalah bagian dari tahapan dimana panitia menguji kemampuan kita dalam memahami perintah/syarat yang diberikan.. emang ada mbak yang gugur cuman masalah ijazah legalisir? banyak! Jadi, Cek kembali sebelum submit dokumen, pastikan kembali dokumen kita lengkap dan sesuai persyaratan ya!

Oiya, tentang update timeline, ini juga penting untuk memastikan apakah dengan mengambil beasiswa ini kita akan kehilangan kesempatan untuk apply beasiswa lain? (karena kita tidak bisa terdaftar dalam 2 proses seleksi beasiswa secara bersamaan), juga membantu kita untuk mempersiapkan diri pada tahap seleksi berikutnya jika kita lolos seleksi administrasi. Jadi pastikan kita tahu ya tahapan seleksi beasiswa itu apa, dan kapan dilakukannya.. dan isilah waktu penantian nanti dengan persiapan-persiapan lainnya..

Sekian sharing tentang persiapan beasiswa secara umum yaa.. selanjutnya saya akan sharing tentang persiapan dan tahapan khusus untuk beasiswa FETA yang baru saja saya terima.. c u!

Leave a comment